Seminar Nasional; Pemateri Tegaskan Peran Pendidik Bahasa Arab di Era Society 5.0
Jember, PBA
HMPS PBA FTIK UIN KHAS Jember mengadakan Seminar Nasional bertajuk "Meneguhkan Peran Strategis Mahasiswa Pendidik Bahasa Arab dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045" di Gedung Teater UIN KHAS Jember, Kamis, 21 Oktober 2021.
Hadir sebagai pemateri yaitu Zainal Abidin, Wakil Dekan 3 FTIK UIN KHAS, serta Asep Maulana, Dosen Prodi PBA UIN KHAS Jember sekaligus Editor in Chief Jurnal An-Nisa'.
Asep Maulana, selaku pemateri pertama berbagi pengetahuan mengenai peran mahasiswa dalam rangka mewujudkan Indonesia emas 2045. Ia menyebutkan bahwa ada 4 peran mahasiswa PBA, yaitu:
Pertama, sebagai Agen Representasi Generasi Emas Indonesia. Kedua, sebagai Pemersatu bangsa menjaga kedaulatan NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Ketiga, senagai inovator, penemu baru sistem pendidikan dan pembelajaran bahasa arab yang futuristik. Dan keempat, sebagai Role Model, tauladan bagi bangsa sebagai generasi emas yang beradab.
Sebagai closing statement, beliau menyitir maqalah dari Imam Syafi'i yang berbunyi:
"Bi qadril kaddi tuktasabul ma'?li, wa man thala al-'uly? sahira al-lay?l?. Wa man thala al-'ul? min ghairi kaddin, adh?'a al-'umr fi thalabi al-mah?li. Tar?m 'izza tsumma tan?mu lailan, yagh?dhu a-bahra man thalaba al-lay?l?," yang artinya:
"Ketinggian di raih berdasarkan ukuran kerja keras, Barang siapa yang ingin meraih puncak maka dia terjaga di malam hari. Barang siapa yang mengharapkan ketinggian/kemuliaan tanpa rasa letih, maka sesungguhnya ia hanya menghabiskan usianya untuk meraih sesuatu yang mustahil. Engkau mengharapkan kejayaan lantas dimalam hari hanya tidur saja, Orang yang mencari mutiara harus menyelam di lautan," ungkapnya.
Adapun Pemateri Kedua, Zainal Abidin, menyinggung tentang Era Society 5.0, dimana hal ini sangat hangat diperbincangkan terutama dalam dunia pendidikan. "Melihat perubahan dan pesatnya dunia iptek, menuntut kita untuk lebih mempersiapkan secara matang dalam menghadapi perubahan-perubahan besar yang terjadi," ujarnya.
Pengertian dari Society 5.0 sendiri adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0, seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.
Hal ini sangat berkaitan dengan generasi Z, yaitu generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an.
Dilansir dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi, sehingga terkadang disebut sebagai i-gen. Generasi Z dinilai sebagai generasi yang ambisius, mahir tentang hal digital, percaya diri, mempertanyakan otoritas, banyak menggunakan bahasa gaul, lebih sering menghabiskan waktu sendiri, dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Generasi Z juga rentan terkena depresi dan anxiety.
Harapan kita semua para generasi muda Indonesia sebagai generasi millenial yang akan melanjutkan estafet perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang maju, menciptakan hal-hal baru serta nilai-nilai baru, mengurangi kesenjangan antar manusia, memberantas permasalahan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan.
Usai penyampaian materi, seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi antara pemateri dan peserta. Seminar yang diikuti oleh lebih dari 69 peserta itu mendapat respon baik dari peserta maupun pemateri. [difla, salsabila/dkn]
