Empat Mab`uts Universitas Al-Azhar Mesir Sampaikan Materi di Seminar Internasional
Jember, PBA
Empat Mab'uts atau Dosen Tamu yang berasal dari Universitas Al-Azhar Mesir didapuk menjadi narasumber dalam Seminar Internasional yang diadakan oleh Unit Pengembangan Karir, dan bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan International Office, yakni pada Jum'at (16/12/2022).
Acara yang dihelat di Lantai 3 Gedung Kuliah Terpadu UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tersebut berlangsung sukses dan khidmat. Hadirin yang mayoritas adalah mahasiswa Prodi PBA, terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan. Karena selain dapat menimba ilmu dari para Ulama' Mesir tersebut, mahasiswa juga dapat sekaligus mempraktikkan maharah al-istima' dan maharah al-kalam dengan an-nathiq al-ashly (penutur asli).
Narasumber pertama, Syaikh Ahmad Fathullah Muhammad yang merupakan Ketua Mab'uts di Indonesia, menyampaikan betapa pentingnya kedudukan ilmu di dalam agama Islam. Menurutnya, ilmu itu lebih penting dari pada harta, karena ilmu dapat menjaga kita, sedangkan harta adalah yang kita jaga. Ia pun menegaskan, bahwa jika kita mempunyai ilmu dan kita bagikan kepada orang lain, maka ilmu itu tidak akan berkurang.
Narasumber kedua, Syaikh Ahmad Ibrahim Hanafi, menyampaikan betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab. Setiap orang yang ingin mempelajari agama, maka ia juga harus belajar bahasa Arab terlebih dahulu. Karena sumber-sumber pengetahuan dalam Islam menggunakan bahasa Arab. Ia pun menyitir syi'ir Alala yang memuat nasehat akan syarat mencari ilmu yang terdiri 6, yaitu: cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk (arahan) guru, dan waktu yang lama.
Adapun nrasumber ketiga, Syaikh Toha Ramadhan Zaghlul, mengingatkan bahwa jikalau bukan karena ilmu, maka manusia akan menjadi seperti hewan; law lal ilm la kaaanan nas ka al-bahaaim. Ia pun menceritakan kisah Khalifah Abbasiyah, Harun Al-Rasyid, yang saat menjabat ingin belajar pada Malik Ibn Anas, namun Harun Al-Rasyid tidak mau mendatangi kediaman sang guru, malah menunggu di rumahnya sendiri. Padahal Sang Guru juga menunggu di kediamannya sendiri. Maka pelajaran yang dapat kita petik adalah, bahwa al-'ilm yu'ta wa l? ya`ti; ilmu itu didatangi, bukan datang sendiri. Jadi, butuh usaha agar bisa mendapatkan ilmu.
Narasumber keempat, Syaikh Ali Muhsin, menambahkan bahwa adab itu lebih utama daripada ilmu. Seperti halnya tarbiyah (pendidikan) yang terlebih dahulu dari pada pembelajaran (ta'lim), aamun keduanya dapat pula dipelajari secara bersamaan.
Mahasiswa yang sangat antusias, tidak malu unjuk gigi untuk menyampaikan pertanyaan kepada narasumber. Salah satu pertanyaan disampaikan oleh Qoriatul Khomsiyah, Mahasiswa Semester 3 Prodi PBA. Ia bertanya tentang ungkapan bahwa bahasa Arab adalah bahasa Ahli Surga, lantas apakah jika tidak belajar bahasa Arab kita tidak dapat masuk surga?
Maka dengan sangat bijak, Syaikh Fathullah menjawab bahwa orang bisa masuk surga itu adalah karena takdir dan rahmat Allah, meskipun orang tersebut tidak bisa berbahasa Arab. [dkn]