Sepenggal Cerita dari Mahasiswi PBA yang KKN di Pulau Tiga, Sulawesi Tengah
Jember, PBA
Adalah Salsabila Humairo Az-Zahro, mahasiswi PBA FTIK UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember, satu-satunya mahasiswi Prodi PBA yang telah lolos seleksi dalam Program KKN Lintas Nusantara yang diadakan oleh kampus.
Salsa, panggilan akrbanya, adalah salah satu dari enam mahasiswa UIN KHAS Jember yang dikirim ke Sulawesi dalam Program KKN Lintas Nusantara. Di sana, mereka berkolaborasi dengan mahasiswa lain dari IAIN Kendari dan IAIN Pare-pare.
Lalu bagaimana kisah Salsa selama menjalani KKN di sana? Berikut sepenggal cerita yang telah berhasil kami rangkum berdasarkan wawancara online pada 02/08/2022 kemarin.
~Terdampar di Pulau Tiga
Awalnya Salsa mengira ia akan ditempatkan di Kendari, namun ternyata takdir telah membawanya sampai di Desa Pulau Tiga, Kecamatan Menui Kepulauan, Morowali, Sulawesi Tengah.
Sebuah pulau kecil yang berada di tengah laut, di mana masih belum ada aliran listrik dan pasar di sana. "Real kehidupan ustadzah, tidak ada listrik dan pasar. Pakainya PLTS dan Jenset. Benar-benar pulau. Kalau mau belanja harus ke kota dulu naik perahu selama tiga jam. Tidak ada kendaraan lain selain perahu," curhatnya.
Ia mengaku kaget saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Tiga. Pasalnya, ia yang sehari-hari memang tinggal di kota dengan berbagai penerangan yang sangat cukup dan sangat mudah saat ingin membeli sesuatu, kini ia harus beradaptasi dengan kehidupan baru di sana.
Mahasiswi asal Banyuwangi itu mencontohkan, jika biasanya di perkotaan sangat mudah untuk mendapatkan sayur-sayuran, di sana tidak karena tidak ada pasar. Hanya terdapat kios-kios kecil. Namun pasokan ikan di sana sangatlah melimpah ruah dan harganya sangat murah. Berbeda dengan di perkotaan.
~Mendapat Keluarga Baru
Meski segala fasilitas di Pulau Tiga serba terbatas, namun bukan berarti Salsa tidak kerasan di sana. Salsa mengaku sangat bahagia dan terharu karena rasa kekeluargaan masyarakat di sana sangat kental dan hangat.
"Mereka begitu luar biasa semangat dan antusias dalam menyambut kami. Jamuan yang bertubi-tubi yang kami dapatkan, tak henti-hentinya membuat kami terperangah, bahwa ternyata masih ada saudara-saudara kita yang sangat mengenal arti kemanusiaan yang sesungguhnya, dengan rasa sosialisme yang tinggi," ceritanya.
Ia pun menambahkan, "Belum lagi sambutan manis dari anak-anak kecil di Pulau Tiga yang sangat menggemaskan, ke sana kemari menyapa kami dengan ceria, membuat kami terharu dan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya yang belum pernah kami dapatkan sebelumnya. Entah, saking banyaknya yang ingin saya ceritakan tentang Pulau ini sampai saya tidak tau harus memulai dari mana,".
Pada intinya, gadis luluan MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan pengalaman yang berharga tersebut, sesuai dengan tujuan awal ia mengikuti program KKN Lintas Nusantara, bahwa ia ingin mendapatkan pengalaman baru serta belajar beradaptasi dengan masyarakat yang berada di Luar Jawa.
~Semangat Mengajarkan Bahasa Arab ke Anak-anak
Salsa yang beberapa kali pernah menjuarai lomba pidato bahasa Arab ini kemudian menceritakan, bahwa di Pulau Tiga tersebut terdapat Pondok Tahfidz kecil bernama Jazira Tsalatsah.
Para pelajar di sana sangat antusias dalam menghafal al-qur`an, dan lulusannya rata-rata menjadi perwakilan dalam perlombaan tingkat kabupaten dan kota. Namun ia mengaku kaget saat mencoba bertanya pada pelajar di sana, apakah pernah belajar bahasa Arab? Ternyata jawaban mereka belum pernah.
"Sampai pada akhirnya, saya mengenalkan bahasa Arab di sini, dan saya terperangah lagi karena mereka sangat sangat semangat belajar bahasa Arab bersama saya dan penasaran akan bahasa Arab," ujarnya.
Sekali lagi Salsa mengaku sangat senang dan bersyukur akan adanya kegiatan KKN Lintas Nusantara tersebut. "Hanya beribu-ribu terima kasih yang bisa saya panjatkan kepada Allah, orang tua, dosen-dosen UIN KHAS, teman-teman, serta seluruh masyarakat Pulau Tiga," pungkasnya. [dkn]