Abdul Muqit, Sang Pemecah Rekor IPK Tertinggi Kini Jadi Dosen
Hanya dengan bermodalkan ijazah Paket C, namun Abdul Muqit mampu menjadi Wisudawan Terbaik pada Tahun 2009 silam, bahkan mampu memecahkan rekor IPK tertinggi yang menurut riwayat sebelumnya telah dicapai oleh Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), Alumni STAIN Jember yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
Kesuksesan yang telah diraih oleh Abdul Muqit berawal dari keyakinan dan upayanya yang sangat kuat.
Banyak yang tidak mengira, karena pria kelahiran Puger ini hanya memiliki ijazah Paket C untuk bisa masuk di Perguruan Tinggi ternama seperti STAIN Jember pada saat itu. Kejar Paket C tersebut ditempuh olehnya karena ia tidak sampai menyelesaikan pendidikan menengah atas di MAN 3 Jember yang hanya dilalui sekitar 6 bulan lamanya.
Hal itu terjadi karena ia memiliki keinginan untuk berguru kepada Sayyid Alwi al-Maliki al-Hasani di Makkah al-Mukarromah. Namun harapannya untuk bisa belajar ke luar negeri terhenti karena tidak memenuhi persyaratan. Muqit kala itu masih berumur 16 tahun sedangkan persyaratan usia untuk bisa berguru kepada Sayyid Alwi minimal harus sudah berumur 20 tahun.
Dengan berbagai pertimbangan dan hasil musyawarah dengan keluarga, akhirnya diputuskan untuk melanjutkan mondok di Pesantren Al-Wafa Tempurejo. Setelah beberapa tahun dipesantren dan lulus dalam pendidikan di pesantren tersebut, tiba-tiba muncul keinginan untuk Kuliah di Perguruan Tinggi. Karena tidak memiliki Ijazah SMA/MA, maka dari itulah ia memilih untuk mengikuti Program Paket C Mahardhika Puger Kulon.
Tahun 2005, dengan berbekal Paket C itu akhirnya Muqit diterima di STAIN Jember dengan memilih Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Awalnya, Muqit sempat pesimis karena merasa tidak memiliki bekal kemampuan yang baik, disebabkan kala itu ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan menengah atas. Namun rasa pesimis itu ia lawan dengan menumbuhkan keyakinan yang kuat bahwa ia mampu bersaing dengan yang lainnya.
Ia tanamkan keyakinan dalam dirinya, bahwa jangan jadikan latar belakang pendidikan sebagai 'kambing hitam' ketidakmampuan seseorang, yakinlah dengan proses yang baik, maka akan menghasilkan output yang baik pula. “Keyakinan saya terbayar, karena saya mampu bersaing dengan teman-teman yang lain, dan terbukti pada saat acara wisuda pada Bulan Agustus Tahun 2009, saya dinobatkan sebagai wisudawan terbaik STAIN Jember dengan IPK tertinggi 3,95 dan Pemecah rekor pada saat itu” ujarnya.
Tidak puas hanya memperoleh gelar Sarjana, Muqit yang pernah menjadi Ketua HMPS PBA STAIN Jember Tahun 2006-2007, kemudian melanjutkan studinya ke jenjang S-2 Pendidikan Bahasa Arab di Program Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2009. Ia pun dapat menyelesaikan program Magisternya tepat waktu selama dua tahun dan lulus pada tahun 2011.
Setelah memperoleh gelar Magister, pada tahun 2012 ia mengajar di STAIN Jember sebagai Dosen Luar Biasa sampai dengan tahun 2016. Pada tahun yang sama, seiring pasca beralihnya status dari STAIN menjadi IAIN, Muqit pun lolos dalam seleksi dan saat itu statusnya pun berubah menjadi Dosen Tetap Non PNS.
Pada tahun 2018, setelah mengikuti seleksi dan proses yang cukup panjang, akhirnya Muqit sukses diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil Dosen Ilmu Lughah di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
Selain menjadi dosen, Muqit juga menjadi Ketua Yayasan Darul Muttaqin Mangli Jember sejak tahun 2018 sampai dengan sekarang. Tidak hanya itu, ia pun juga menjadi Pengasuh Ma’had Putri al-Inayah Mangli Jember yang telah ia dirikan sejak tahun 2016. (MAZ)